DENPASAR, (PRLM).- Implementasi nyata untuk penyerahan 99 persen saham PT Liga Indonesia (Liga) kepada klub Liga Super Indonesia (LSI) baru bisa dilakukan musim kompetisi berikutnya. Karena mekanisme penyerahan saham tersebut tidak mudah.
CEO Liga Joko Driyono menuturkan, karena masalah saham ini terkait dengan anggota LSI maka mekanisme penyerahan saham tidak memungkinkan selesai dalam jangka waktu satu atau dua bulan ke depan. Namun, dari segi konsep dia mengakui saat ini pun penyerahan itu sudah selesai.
Dari sisi ekonomi, menurut dia, ada dua pilihan saham yang sebenarnya dipersiapkan Liga, yakni saham aktif dan saham pasif. Namun, karena ada dua aspek yang dikombinasikan ekonomi dan olahraga, maka kata Joko, pihaknya kemungkinan akan menggunakan saham pasif. Di mana tidak ada penyetoran modal kepada Liga dan tidak mengikat.
"Tapi tidak semudah itu. Karena ini mengkombinasikan aspek ekonomi dan keolahragaan, jadi sahamnya kolektif, jadi tidak serta-merta hanya untuk anggota LSI saat ini saja. Saat mereka terdegradasi maka klub harus siap melepas sahamnya, dan pada saat ada klub yang promosi mereka juga harus mendapatkannya," imbuhnya di Bali, Sabtu (22/1).
Joko mengatakan, pola yang digunakan dalam pembagian saham ini, sukses diterapkan oleh banyak negara, yakni dengan menerapkan satu persen saham golden stare yang memiliki kelebihan tertentu. Kepentingannya golden stare ini adalah untuk memproteksi keolahragaannya jadi tidak semerta-merta nantinya pemilik saham mayoritas bisa menguasai kompetisi, hingga bisa menjauh dari aspek sportivitas," ujar Joko kemudian.
Sementara itu, Sekjen PSSI Nugraha Besoes membantah bahwa rencana penyerahan saham tersebut mencuat karena hadirnya pihak Liga Primer Indonesia (LPI) dan untuk mencegah klub klub liga super beralih ke Liga Primer Indonesia (LPI), namun lebih karena pada 2012, harus sudah ada kejelasan mengenai masalah pendanaan klub.
Menurut dia, hal itu juga menjadi alasan mengapa rencana penyerahan saham kepada klub-klub liga super baru dilakukan sekarang. Pembagian saham tersebut juga terkait dengan rencana PSSI untuk melepaskan ketergantungan dana APBD dari pemerintah terhadap klub pada 2014.
"Kami justru malah akan mengajukan tiga konsep pendanaan terhadap pemerintah, yakni Partnership, ownership, dan sponsorship. Dengan pengunaan tiga konsep itu kita masih akan berhubungan dengan pemerintah, tapi bukan dengan cara pemberian bantuan APBD setiap tahun melainkan pemerintah memberikan bantuan satu kali tanam," ungkapnya.
Sumber:
[You must be registered and logged in to see this link.]