hitam cintamu saudaraku

Aku ingat masa ketika itu. Kau rengkuh bayangnya, lalu berdansa sepanjang malam.
Bagai mimpi indah yang iringi asa dan citamu.
Dan kulihat masa ketika ini.
Dari bibirmu terucap kata bebas, dari teriakmu terlontar kata merdeka.
Namun airmata di wajahmu tiada henti mengalir.
Suara nurani hatimu tiada henti mengerang kecewa..

Saudaraku, desah nafasmu membawa keresahan.
Denyut nadimu sisakan kepedihan.
Detak jantungmu suarakan kegelisahan.
Sehitam jelaga di bekas pembakaran, sepekat malam tanpa bintang terang.
Menyatu dalam guratan luka mendalam, asamu melayang terbang entah kemana..

Saudaraku, aku mengerti.
Wajahnya masih terlukis jelas di benakmu.
Bayangnya masih terpatri nyata dalam khayalmu.
Senyumnya masih terukir indah dalam bias sinar matamu.
Jelas tersirat hingga getarkan maya pada.
Hingga Sang Aphrodite membungkuk hormat dan Batari Durga tersenyum takluk..

Redam amarahmu, saudaraku. Keluarlah dari dunia gelap penuh ego.
Raih bayangnya, peluk dan menarilah sepuasnya.
Selamanya dalam cinta, selamanya dalam kebersamaan.....