Gerimisku menitik, seperti kemarin-kemarin
Sama seperti saat kau mulai beranjak dari sini, dari hatiku
Dan rinduku masih sama sepertinya
Gerimisku menitik di tepian waktuku
Seperti aku yang menanti waktu merenggut khayalku
Ohh, sungguh
Bayangmu masih sangat melekati di dinding hatiku yang begini dingin
Merambah luka
Menjamah lara
Sungguh
Lumut cintaku semakin tampak hijau dan kemudian menghitam tanpamu
Menebal menutup pusara pintu hati
Yang menjadikan siapa pun tak mampu menemukannya
Apa lagi membukanya
Sayang,
Sungguh ku tak mengira
Restu yang tak kunjung ku raih kan jadikan ku jiwa tak yang ber-ruh
Bilakah ku mampu hentikan guliran waktu??
Kala sungguhku meminta kepada beliau yang utuh miliki ragamu disini, di bumi-NYA
Dan tak jua ku miliki keabsahan dari keduanya untuk milikimu,
Menjagamu hingga nafas terakhirku
Ohh, sayang
Bukan bualku kala ku hembuskan mimpi-mimpi itu untukmu
Karna sungguhku hidup karnamu, cintamu
Dan kini ku hanya sandarkan harapku
Di sudut tergelap yang sunyi
Berdiri terpaku dan membeku dalam rintihan sepi
Tak pedulikan tawa waktu yang semakin mencaciku
Dan terkadang marah karna ku siakan
Sayang,
Sungguhku terkadang meminta Sang Khalik untuk segera mengutus malaikat-NYA
Menjemput sesamar ruh-ku yang tak lagi utuh bersemayam disini, di jiwaku
Karna sungguh kau tlah membawanya bersama ayunan langkahmu
Kala terakhirku bersamamu, kala gerimisku menitik
[ I L K L with her IMJ,, for u, Andre Wo ]